29 Jan 2011

Kemustahilan dan Tikus

 Dalam dunia ini sekalipun kau berusaha sekeras apapun, ada hal tak bisa dirubah...

Aku selama ini selalu mempercayai hal tersebut, sepanjang hidupku, dari TK hingga tamat S1, dsb... Sekalipun berusaha keras bagaimanapun, selalu dikalahkan oleh orang yang lebih berusaha ketimbang diriku, dan ia hanya mengandalkan kecerdasannya.

 

28 Jan 2011

Summer Days

via Flickr

26 Jan 2011

Tukang Bohong


Angka 9 punya arti yang berbeda dari sisi Feng Shui.  Menurut ilmu kuno dari Tiongkok itu, angka 9 atau disebut Bintang ganda, adalah angka yang menunjukkan keberuntungan masa depan. Angka ini selalu menggandakan pasangannya. Baik itu buruk atau bagus.  Bahkan, ternyata penafsir-penafsir kuno di luar Tiongkok sependapat juga bahwa mereka yang angka garis hidupnya 9 bersifat rasa kasih pada sesama dan sikap yang sangat humanis.  Ini dari sisi numerologi dunia Barat lho.  Kalau suara mayoritas setuju, kita mau apa ? Kadang terbawa sajalah, tidak ada ruginya ini.  Kalaupun kita menyebur ke sumur karena kepercayaan kita,  toh juga tidak sendirian.  

Angka 9 juga konon angka favorit Pak Beye.  Selain karena berliau lahir di tanggal 9 September 1949 (9-9-1949), angka kelahiran Partai Demokrat yang didirikannya juga di tanggal 9. Tepat dengan hari lahir Pak Beye.  Cocok sudah.  Ramalan juga tepat.  Bisa dikatakan bahwa beliau memiliki rasa kasih yang sangat tinggi.  Sekarang, masih ragu apa lagi dari makna yang tersirat di angka 9 ? 

19 Jan 2011

Rasa Ciuman


Hangat, lembut dan manis. Ini bukan rasa bakpau rasa kacang hijau. Ini rasa ciuman dengan orang yang kita cintai

Terbengong, kaget dan gemetar. Ini rasa ciuman dengan orang yang sudah sangat lama kita incar, bukan karena dicopet oleh preman ibukota yang kabarnya polisi kita saja kabur.




Suatu kali, saya dengan semangat pagi berolahraga dan lari-lari kecil di Monas. Alangkah terkejutnya saja, sama terkejutnya seperti mendapatkan kejutan dari kekasih saya.  Saya menemukan dua sejoli memadu kasih dengan lihai nya saling mencumbu. Saya bilang mereka lihai, karena saat saya berumur sepert mereka, saya tidak terbayangkan sama sekali.  Saya sudah berjalan berjalan, sedangkan mereka masih merangkak.  Sekarang, saya lebih tua dari mereka. Reaksi saya melihat mereka dengan perasaan jijik dan tidak terlalu nyaman.

Entahlah. Saya belum terbiasa tinggal di negeri liberal kalau begitu. Konon, di sana orang bercinta di depan umum pun tidak ada yang memperdulikan. Saya masih menjaga nilai ketimuran. Nilai Ketimuran yang mana ? Tidak tahu. Asal latah saja saya seperti para agamawan di negeri ini. Cuma sekedar perasaan risih. Itu saja sebenarnya. Entahlah.

Setelah saya dalami, saya kira sebenarnya tidak terlalu tepat jargon “menjaga nilai ketimuran”. Buktinya di dalam cerita wayang yang konon merupakan warisan budaya timur, saya menjumpai peristiwa ciuman. Bahkan diceritakan, ciuman tersebut disaksikan banyak orang.

Mau bukti ? Siapa takut!

Jembawati (anak seorang resi, pertapa) bersamadi, Narasinga mendekatinya dalam rupa Narayana, lalu mencubit dan mencolek dagu Jembawati. Jembawati tidak menghiraukan, dirasanya Narasinga mencium hendak memakan dirinya. Para abdi tersenyum memandang adegan romantis itu. Jembawati membuka mata, tidak terlihat lagi harimau Narasinga. Yang dipandang hanyalah Narayana kekasih dan jantung hatinya. Mereka pun asyik berwawan asmara.
(sumber bacaan : Narayana Krama. Marwoto Panenggak Widodo. Penyebar semangat no. 6 tahun 1983)

Ciuman dipandang sesuatu yang romantis oleh abdi (pelayan) istana. Bahkan diceritakan Jembrawati dan Narasinga asyik masyuk memadu asmara di hadapan para abdi. Memang, tidak ada satupun cerita wayang dimana ciuman membara dilakukan di depan umum seperti sekarang ini. Namun, kita tahu ciuman pada saat itu bukanlah hal yang tabu.

Kalau begitu, saya bingung di mana nilai ketimuran yang dilanggar para anak baru gede labil itu. Belum lagi, saya mendengar di Bali ada lomba ciuman sepanjang pantai telah diikuti puluhan pasangan di sana. Bukankah Bali juga memegang adat Timur ? Atau jangan-jangan apakah Bali bukan termasuk Indonesia ?

Ternyata ‘menjaga nilai ketimuran’ yang saya anut, ada salahnya.  Kacamata saya berbeda dengan kacamata mereka.

Selain membawa makna mengharu biru. Ciuman ada yang membawa petaka. Hati-hati! Kecupan Yudas Iskariot menghantarkan Yesus Kristus (atau Nabi Isa) ke tangan orang Yahudi untuk kemudian disalibkan. Kecupan itu telah menjual murah gurunya sendiri seharga 30 uang perak, yaitu harga yang sama bagi seorang budak di jaman itu. Dengan kecupan sang murid, salib menjadi akhir perjalanan Kristus di muka bumi Barangkali, itulah kecupan pengkhianatan terakhir sebelum Isa menjalani takdir-Nya.

Tragis, ciuman juga tanda lonceng kematian. Kalau begitu, untuk menghindarinya saya memakai cadar.  Saya juga akan menutup seluruh bagian tubuh yang kemungkinan terkena bibir nakal. Saya takut. Tapi, jangan menyuruh artis-artis ya untuk menirunya. Mereka senang mengumbar ciuman di tayangan infotainment



18 Jan 2011

No Problem...

Sesungguhnya saya ingin membuat tulisan sebelum pergantian tahun. Namun jujur saja, akhirnya baru dibuat sekarang. Itu pun setelah penundaan yang cukup lama...

Hal apa sih yang membuat menulis itu begitu sulit?

Jujur saja, yang tersulit adalah keinginan membuatnya sempurna.
Tulisan ini pun begitu, saya ingin membuat tulisan yang bagus, bermakna, asik, dan menarik.
Tapi apa yang terjadi?
Ga JADI JADI!!
Saya membuat perbaikan disana-sini, gonta-ganti topik yang tak berujung... yang akhirnya tulisan yang tak jadi-jadilah yang terjadi.

Sampai saya mulai menyadari, tak perlu ada yang sangat sempurna. Atau lebih tepatnya, tak ada yang sempurna.




17 Jan 2011

Langkah

Langkah kaki pertama kita saat masih kecil adalah salah satu hal yang paling membahagiakan bagi kedua orang tua kita, karena akhirna bisa berjalan,walaupun masi di papah oleh mereka berdua.

Saat langkah kaki kita semakin besar dan semakin berat, orang tua pun tidak lagi disamping kita untuk menuntun kita lagi, kita diajar untuk berjalan sendiri, melewati segala sesuatu sendiri. Tapi mereka tetap berada si belakang kita untuk memberi support.

Saat langkah kita semakin mantap dan semakin besar lagi, orang tua pun mulai khawatir akan kepergian kita meninggalkan mereka. Saat itu mungkin kita tidak berpikiran seperti itu, tetapi orang tua, selalu mempunyai pandangan mereka sendiri, dan biasanya pandangan mereka bagi kita itu benar.

14 Jan 2011

NRIMO


NRIMO. Itu bahasa Jawa. Apa ya padanan katanya dalam bahasa Indonesia? Kalau tidak ada, nanti orang ribut bilang tulisan ini kurang nasionalis. Terlalu semangat kedaerahan. Kata itu ada yang bilang ilmu ikhlas, ada juga yang bilang itu "Terimalah nasib ini apa adanya."

Saya lebih condong ke arti yang panjang itu. Biasa orang kita suka yang panjang-panjang. Kalau bicara membulet (pinjam kata-kata dosen pembimbing saya dulu). Dari halte busway bendungan hilir ke semanggi saja panjang. Panjangnya ‘mati mampus’ , begitu kata anak gaul Jakarta. Tak ketinggalan, jasa mak siapa itu juga laris maknyus bikin serba panjang.

Buat tulisan ini, selain karena permintaan sponsor (kalau ada dan berminat), juga karena saya geli dengan OB (office boy) di kantor klien. Beliau sudah berumur kepala empat dan sangat amat NRIMO. Maklum, saya katanya orang kota, dia orang jawa. Juga, NRIMO. Itu yang saya salut. Bagaimana tidak salut ? Dia sudah kehilangan 3 orang anak berturut-turut. Yang satu inna illahi karena ditabrak, yang satu demam berdarah, yang satu mampet di kandungan istrinya.