12 Agu 2013

Hari Lebaran dan Ibu Pembawa Bayi

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1434 H !

Hari ini, senin tanggal dua belas agustus, tiga hari setelah Hari Raya Idul Fitri, kawasan perkantoran Thamrin-Sudirman Jakarta lengang.  Namun, hari ini saya masuk kantor bersamaan dengan segelintir orang yang dengan rajinnya masuk di minggu pertama setelah lebaran.  Pemandangan yang terlihat di sini sepi, waktu berjalan lambat dan Jakarta seperti kekurangan penghuni.  Ibarat berjalan di kota metropolitan yang masih belum benar-benar bangun dari tidurnya, saya menyetop angkutan kota.  Ketika masuk pun, suasananya sama dengan lingkungan di luar angkutan.  Sepi.  Jarang.  Bangku-bangku angkutan kota kosong ditinggal penumpang yang biasanya berdesak-desakan.

Di hari biasa, angkutan kota di jam pagi menjelang siang, sekitar setengah sepuluh lewat, banyak ibu-ibu menggendong anaknya yang masih kecil.  Mereka menjadi joki. Datang membawa anak-anaknya, pulangnya sudah mengantongi uang puluhan ribu.  Kalaupun masih dipotong uang angkutan, masih cukup untuk uang makan satu hari.  Hari ini, kelompok penumpang seperti itu tidak terlihat sama sekali.

Selain menjadi joki, ibu-ibu pembawa bayi itu pun mungkin sebagian besar pengemis.  Media online www.detik.com di saat saya menulis blog ini memberikan judul besar-besar menjadi berita utamanya : "Bawa Bayi, Cara Jitu Pengemis Dongkrak Penghasilan".  Ntahlah, ketika saya lewat jembatan penyebrangan pun ibu-ibu pembawa bayi ini juga tidak terlihat.  Absen.  Di dalam angkutan kota yang saya tumpangi juga sama sekali tidak terdengar erangan bayi-bayi mungil kepanasan.  Tahu sendiri Jakarta panasnya seperti apa.
 
Hari setelah lebaran di ibukota ternyata memberikan wajah yang berbeda.  Bersahabat.  Menyenangkan.  Wajah sewajarnya.  Tiada lagi wajah bayi-bayi dipaksa mengais rizki untuk dirinya dan orang tuanya.  Bahkan, mungkin ada bayi-bayi yang tidak kenal siapa yang menggendongnya.  Baginya, asyik saja diajak keliling-keliling kota
 
 
Sumber gambar : dinsos.kaltimprov.go.id