6 Des 2018

Nama Belakang

Sejak di bangku sekolah dulu, teman saya, Darma Sidharta sudah dilabeli pemeluk kepercayaan tertentu karena nama belakangnya.  Semenjak dulu nama belakang itu disematkan karena Darma lahir di saat si pemegang nama belakang lahir juga.  Walau demikian, Darma tidak kenal secara pribadi sosok itu.  Jika saat itu Darma disuruh menggambarkannya, mungkin hanya dapat digambarkan sebanyak dua kalimat.

Nama belakang Darma akhirnya lebih tenar daripada nama depannya.   Saat itu, di kelas, ada dua orang dengan nama depan yang sama.  Darma pasrah dipanggil dengan 'nama baru'.  Namun, nama itu lebih unik dan singkat.  Membuat Darma lebih dikenal.

Musim berganti.  Waktu berjalan dirasa lebih cepat, karena Darma menghabiskan banyak waktu untuk bekerja.  Darma diberikan langkah untuk mengenal lebih dekat sosok nama belakangnya.  Lewat meditasi, Darma mengenal sebagai jalan menyeimbangkan diri dengan pekerjaannya. 

Di tahun ini, Darma mengenal lebih dalam pribadi itu.  Waktu yang dihabiskan untuk meditasi lebih intens dan mengenal nama belakang Darma lewat pengenalan di mimbar youtube.  Jodoh Darma dengan sosok nama belakangnya rupanya terjalin sejak awal. Tanpa direncanakan.

Nama belakang itu, tampaknya juga dipakai untuk kehidupan baru.  Nama belakang itu dipakai sebagai pengingat bahwa Darma dan pasangannya pernah mengisi waktu bersama.  Menjalani hari-hari di metropolitan.  Haru biru di awal-awal membangun karir. Sayang sebelum mencapai puncak karir mereka, langkah mereka terhenti.

Teman seperjalanan Darma pergi dan melanjutkan perjalanannya yang baru.  Dia membawa nama belakangnya pergi bersamanya dan menenaminya dalam rupa bayi lelaki sehat.  Akhir tahun ini, Darma mengunjunginya bersama saya.  Saya hanya merasakan kebahagiaan mereka.  Hadiah yang indah di penghujung tahun.

Baby, It's Cold Outside





Kebetulan saya memiliki keterikatan emsional dengan akhir tahun.  Selain karena musim liburan, juga karena hanya di bulan-bulan akhir, lagu natal diputar.  Lagu yang menurut saya romantis. Hangat.  Musim panas juga berganti hujan sepanjang hari.  Kalaupun hujan belum turun, cuaca sejuk dan membuat saya ingin berlama-lama merasakan kesejukannya.

Hasil gambar untuk christmas coldBukan hal yang berlebihan saya menggambarkan akhir tahun yang lebih sejuk, karena Jakarta dengan kegersangannya membuat saya gerah.  Kegersangan Jakarta membuat tekanan di hari-hari saya.  Semua dibuat serba cepat.  Belum lagi, kita dibuat terus berlari tanpa menghiraukan apakah diri kita masih bisa berjalan.  Kita dibuat selalu mengejar garis akhir, jika tidak, kita dianggap hanya jalan di tempat.  Padahal, kadang jiwa ini kering meminta rehat dan perlu digali kedalamannya.

Hasil gambar untuk christmas cold
Kesejukan akhir tahun, lengkap sudah jika ada teman seperjalanan.  Tempat berbagi.  Teman berbagi pertama saya mengajak saya mendatangani paduan suara yang bagi saya cukup serius untuk suatu acara ibadah internal.  Biasanya, ibadah yang saya datangi tidak menyuguhkan paduan suara yang serius pada partiturnya.  Paduan suara yang seragam dengan komando pemimpinnya.  Bukan sekedar vokal grup yang bebas ekspresif.
Walau saya hanya undangan dan duduk sendiri.  Saya dapat melihat teman berbagi saya menjadi anggota paduan suara.  Seolah-olah suaranya juga untuk menghibur saya dan tatapannya menemani kursi sebelah yang kosong.


Akhir tahun ini, teman berbagi saya itu sudah hilang kontak.  Sekitar 15 tahun lalu mungkin.  Akhir tahun tetap lebih dingin di luar.  Saya berharap di dalam saya tetap hangat, karena teman berbagi boleh berganti rupa, namun tetap singgah menemani. Baby, It's Cold Outside! Please, come in.

Potret

  
Saat kita memandang potret diri sendiri, kita merasakan diri yang lain.  Entah kita akan merasakan kita lebih cantik atau lebih jelek. Jika lebih rupawan, tentu lebih bahagia dibanding saat kita terlihat lebih gemuk, misalnya.  

Saat selesai dipotret, sebagian besar dari kita akan melihat diri kita terlebih dahulu, walau di dalamnya ada teman-teman kita.  Mungkin pada dasarnya seorang manusia, kita lebih memperhatikan kepentingan diri terlebih dahulu.  Atau mungkin, potret saluran kita untuk lebih menghargai rupa kita, di saat kita lebih memperhatikan hari-hari pekerjaan kita.

Kadangkala juga, potret membekukan perasaan kita pada saat gambar diambil.  Entah saat itu, kita sedang berkonflik dengan teman kita, ataukah saat bahagia karena dapat menghabiskan waktu bersama dengan orang terkasih. Potret merekam perasaan kita dan kita siap untuk memutarnya kembali pada saat kita membukanya kembali.

Saat potret tersebut tersimpan dan dibuka kembali, perasaan yang membeku dalam potret tersebut dapat kita cairkan kembali.  Seolah membangkitkan rasa yang tertidur, dan menumbuhkan tunas baru.  Jika terus dipelihara, tunas bertumbuh menjadi bayi tanaman yang siap menjadi kanak-kanak.

Potret menjadi piagam untuk persahabatan dan hubungan percintaan.  Bukti eratnya kasih tidak perlu mahal diwujudkan dengan cincin berlian ataupun hadiah mentereng lainnya. Karena senyatanya, tidak semua orang terkasih kita dapat meluangkan waktunya untuk berpotret.