27 Jun 2011

Membuat Risoles Keju Mayonnaise Smoked Beef di dalam hidup

Sehabis pulang mencari pekerjaan, pikiran saya amatlah penuh sesak.  Sudah melamar ke puluhan perusahaan, hasilnya nihil.  Sebenarnya tidak senihil tabungan saya kini yang tinggal satu atau dua perak.  Ada yang memanggil.  Ada yang menawarkan pekerjaan.  Namun itulah.  Seribu satu malam saya mengharap pekerjaan, seribu kali saya mencari banyak alasan untuk menolaknya.  Mulai dari jarak yang kejauhan, gaji bulanan di bawah bayangan saya, sampai dengan suasana pekerjaan yang katanya tidak mengenakkan hati.  

Sesampainya di ruang tamu, tumben, ibu saya tidak ada di dapur.  Biasanya, dia sudah menyiapkan makan malam.  Saya masuk dapur.  Buku resep makanan teronggok di atas meja marmer warna putih solid.  Memancing untuk dibacaDi dalamnya terbuka resep Risoles Keju Mayonnaise Smoked Beef (risoles keju dengan saus mayonnaise dengan daging sapi asap).  Saya baca resepnya.  Berulang kali.  Entah hantu apa yang menghinggapi tubuh saya.  Biasanya, saya hanya berharap resep itu “Alakazam” berwujud menjadi makanan jadi tanpa bernafsu membacanya.

Untuk membuatnya, kita perlu menyiapkan kulitnya dan isi mayonnaisenya

Bahan Kulit:
·         500 gr terigu protein sedang
·         3 sdm susu bubuk full cream
·         3 sdm margarin cair
·         3 butir telur
·         700 ml air
·         Garam secukupnya

24 Jun 2011

Penulis itu....

Pada jaman dahulu kala di negeri yang jauh-jauh sekali, hidup seorang pemuda yang berpikir bahwa penulis/author adalah hal yang luar biasa.

Dan... harus kuakui dengan berat hati, pada awalnya itulah presepsi dangkalku tentang penulis. Namun saat mencobanya, terutama dimulai dari pelajaran bahasa indonesia, kuakui, itu adalah kenyataan yang paiiiitttttt.....

Well, Reality always different than fiction.

Pada rekan-rekan di Proyek Bumi (sebuah proyek cerpen paling happening dan gaul sejagad dunia), aku selalu berkata bahwa cerpenku "in progress"
Itu bohong... aku telah menyelesaikan kira-kira 2 bulan yang lalu, dengan kecepatan ide yang mengalir tak lebih rendah ketimbang dari guyuran air terjun niagara!!!!
Lalu anda pasti bertanya-tanya apa yang kulakukan sekarang?

14 Jun 2011

Liputan Wisata Anak Kota : Tour de Sawarna


Bis perjalanan yang membawa saya masih berjalan tiada henti.  Meliuk-liuk.  Kadang naik.  Kadang turun.  Namun yang pasti, bis ini belum membawa saya pada tempat yang dituju.  Saya ingin ke desa Sawarna.  Kampung yang sedang booming tiga tahun belakangan ini.  Saya tahu dari situs komunitas kaskus.  

Awalnya saya kebingungan mau pergi ke mana untuk liburan 3 hari berturut-turut.  Jarang kesempatan untuk libur untuk pekerja kantoran seperti saya. Saya memilih tempat yang tidak perlu merogoh kocek terlalu dalam.

Akhirnya desa Sawarna yang saya pilih.  Saya suka kehidupan desa.  Kembali pada alam. Bukankah alam ini yang menaungi hari pertama saya di muka bumi ?  Tak hanya itu, alam memberikan saya nafas baru.  Nafas dari udara pedesaan yang alami setelah teracuni gas karbon di Jakarta.  

Tak disangka, keberangkatan saya ke Sawarna terlaksana sudah.  Padahal 1 hari sebelumnya rasa lelah menyergap.  Saya baru beristirahat tengah malam.  Kini, sudah lebih dari 3 jam bis ke Sawarna membawa saya.  Bosan.  Panas.  Lelah.  Walaupun bis ber- AC jangan harap mantap hembusannya.  Hembusannya seperti nafas naga.  Panas dan sedikit berbau.    

13 Jun 2011

Kisah Nyata dengan Sedikit Penyamaran


Kisah Nyata dengan Sedikit Penyamaran
“Mas..Hayukk...Kita Pergi!”

Seorang wanita tinggi, putih, berbulu mata lentik setengah berteriak manja.  Banyak yang bertanya.  Apa pekerjaannya.  Siapa dia.  Apalagi penampilannya berbeda dengan orang kantoran kebanyakan.  Mereka terlebih suka berpakaian formal, kaku, sopan.  Tak seperti pakaiannya yang hanya memakai kaos orange segar dengan bawahan rok berenda ala gypsi.  Untuk sedikit terkesan tertutup, kaosnya dibalut cardigan bewarna pastel.  Mata yang memandangnya jelas akan tertuju pada kaos orange ketatnya.  Seperti wanita kebanyakan , tak lupa dia memakai sepatu hak tinggi yang kinclong mentereng.

“Gue mau ke gerai HP.  Ini kartu telepon gue sudah 4 tahun.  Sudah terlihat kusam.  Rusak.  Gak enak dipandang pokoknya.  Mas..temani aku dong.  Ingin naik busway, tapi takut”

Aku berusaha membujuk Mas Jo yang semenjak tadi sudah luntang lantung tidak jelas.  Maklum.  Hari kejepit nasional.  Pekerjaan menjadi tidak jelas.  Kadang ada pekerjaan yang dipaksakan untuk mencegah karyawan makan gaji buta.  Aku sebagai orang yang paling gaul hanya bisa berdandan sejak siang.  Bos sudah pergi selepas azhar.

6 Jun 2011

Konsumerisme, Kehancuran, dan Kegelapan

Demi iPad2, Remaja Ini Jual Ginjalnya

CHENZHOU, KOMPAS.com
Seorang remaja 17 tahun nekat menjual salah satu ginjalnya hanya untuk membeli iPad2.
....
Kasus ini menimbulkan kegemparan di China (Bahkan Dunia). Banyak orangtua mengeluhkan, materialisme sudah menghancurkan moral generasi muda.
IPad2 menjadi gadget yang sangat populer di China. Ribuan orang mengantre di depan Apple Store di Beijing untuk mendapatkannya. Sumber

Dalam kemajuan peradaban, teknologi semakin berkembang, hidup semakin mudah, dan manusia menjadi semakin bodoh dan acuh. Dunia yang berputar semakin cepat membuat manusia berpikir semakin Instant. Semua ingin serba cepat, cepat kaya, cepat sukses, cepat memiliki. Dengan dominasi era Konsumerisme, keserakahan manusia semakin dimanjakan. Segala hal yang dipertontonkan di dunia seakan memancing manusia untuk memiliki. Dan di-labeli sebagai milik-ku, milik-mu, dan bukan milik.

Mengutip kata-kata mantan atasan saya:

5 Jun 2011

Road to ZaonHe

Terang matahari dari timur menghantam mata yang setengah sadar. Sekalipun diluar begitu cerah, awan putih menari dengan flamboyan di biru laut-nya langit. Sesekali di kejauhan terlihat burung berterbangan, entah mencari mangsa atau sekedar cari angin. Sayangnya, aku sedang dalam posisi yang tidak memiliki waktu senggang untuk mengamati atau meneliti unggas liar itu. Aku hanyalah manusia yang sedang berada diperut unggas besi yang meraung.

Kantuk sudah menjalar, akibat empat jam penundaan penerbangan, kabin pesawat kelas ekonomi pun terasa lebih dari cukup untuk membawa diri kealam mimpi. Nona pramugari seksi dengan rok mini yang hilir mudik tak membuatku berminat untuk membuka mata. Terlalu letih dan rasanya, tidur adalah yang terbaik.


Sesekali dalam mimpi, aku memikirkan banyak hal, terlalu banyak hal mungkin, pertama karena kepergiaanku ini diam-diam, kedua karena ibuku yang sedang sakit, dan karena kepergianku meninggalkan gadis yang kusuka, Kayin... Aku pergi untuk Passion, sesuatu yang mutlak dikejar manusia abad 21. Hei! Bagaimanapun aku bukan orang jaman batu, Setiap buku bisnis saat ini, seluruhnya menuliskan bahwa passion adalah hal yang sangat penting, terlalu penting untuk disia-siakan dalam hidup yang singkat ini.