23 Des 2011

Resolusi Akhir Taon!


Gila, ya? Udah lama banget Blog tercinta kita ga di update, dan dari statistik, ada juga nice people yang tiap hari selalu cek blog kita, sekedar untuk melihat "Apa ada post baru?" THANKS man! We Love you! (woman kalo anda ternyata cewe, :) )

Ah, back to topic. Sebenernya pada akhir tahun ini ga ada terlalu banyak resolusi yang terlaksana oleh saya. Seperti:
1. Salaman dengan Presiden Obama
2. Salaman dengan Presiden SBY
3. Jalan-jalan ke Swiss
4. Nyanyi bareng penyanyi korea IU
5. Atau sekedar berleha-leha di Hawai!!



Sebenernya, saat resolusi itu dibuat, saya sudah yakin, itu tidak akan terwujud, karena amat teramat muluk-muluk! bukan apa-apa, Salaman sama presiden Obama? SBY? Oh, my...! Saya sangat sibuk, gimana caranya saya bisa buang-buang waktu salaman dengan mereka?

Jalan-jalan ke Swiss??? Jalan-jalan ke Mars aja tidak sempat, apalagi ke swiss!

Sebenernya resolusi atau hal semacam itu ga PENTING! kan orang-orang pada bilang tahun 2012 tuh kiamat cui! artinya, semua yang kita cita-citakan mendadak tidak berarti, tapi... kalo dipikir-pikir mestinya kita lebih berusaha mencapainya yah?

Menjadi Generasi yang menyaksikan kiamat sebenernya ga jelek-jelek banget sih, tidak semua generasi manusia bisa melihat akhir dari peradaban manusia yang telah bergulir dengan darah dan peperangan selama berjuta-juta tahun.

Setidaknya saya ingin saat kiamat, saya berada di tempat yang cukup elegant. Misalnya di gedung tertinggi di dunia, sambil minum kopi luwak, ditemani cewe cantik. OW YEAH!!

Dalam hidup saya, banyak hal telah saya sadari, kebanyakan orang tidak tertarik pada retrorika rumit. Kelas Menengah seperti kita, lebih tertarik menghabiskan voucher kita dengan berbelanja dan makan-makanan enak. Seperti Burger King yang mengeluarkan paket baru, Atau Carls Jr. yang selalu nikmat, Bahkan saya terkadang ingin makan Sour Sally. Dan berakhir di Starbuck. Sebuah gaya hidup urban yang manis. Lepas dari kepenatan sosialitas. Tapi itu bila saya masih hidup di jakarta, kota TER- di Indonesia.

Kenyataannya saya tidak berada disana lagi, kehidupan urban, seperti bersenang-senang di mall, sudah tidak pernah saya rasakan lagi, kegembiraan saya menjadi berkisar, berlari kencang di GOR pada hari minggu, atau bermain suling saat kesepian. Dan bermain game untuk melepas penat, dibalik semua itu saya menyadari, manusia itu makhluk yang rapuh...

Manusia tidak bisa saling memahami satu sama lain secara utuh. Kecuali kita bisa saling membaca pikiran. Sosok anda yang saya kenal berbeda dengan sosok anda yang teman anda kenal. Bahkan sosok anda yang anda sendiri kenal, mungkin tidak sepenuhnya anda mengenalnya. Selalu ada titik gelap dari saling memahami antar manusia.
Yang kita bisa lakukan akhirnya berusaha saling memahami, bahwa tidak ada kesempurnaan di dalam manusia. Tapi kita berusaha. Dan hasilnya biasanya setimpal, sebuah jati diri.

Akhir kata, dimulai dari pembicaraan asal, kita berakhir pada pembicaraan filosofis yang banyak dibenci orang. hahaha

0 comments:

Posting Komentar