23 Jul 2011

Anak hilang di Metropolitan


Seorang anak berpakaian seadanya tapi lengkap. Sandal jepit dan celana pendek. Ia duduk manis mendengarkan Orkestra.  Ada yang bertempo lambat, ada yang tiba-tiba melengking, dan ada juga seperti terompet.  Dirigennya banyak.  Namun mereka hanya diam menonton.

Kini gilirannya untuk menikmati kerlap-kerlip lampu.  Langit yang warnanya sudah berpendar, menambah keindahan.  Belum lagi hutan mini tropis yang meniupkan angin sejuk.  

Semenjak tadi, saya, berdasi dan menenteng tas mahal, merengut menunggu angkutan kosong di pinggir jalan.  Di jalanan padat sesak Polisi banyak pun tak berguna.  Sama sekali tidak  ada orkestra. Pantas saja anak itu hilang akal.  Metropolitan tak seperti bayangannya.

0 comments:

Posting Komentar