6 Jun 2011

Konsumerisme, Kehancuran, dan Kegelapan

Demi iPad2, Remaja Ini Jual Ginjalnya

CHENZHOU, KOMPAS.com
Seorang remaja 17 tahun nekat menjual salah satu ginjalnya hanya untuk membeli iPad2.
....
Kasus ini menimbulkan kegemparan di China (Bahkan Dunia). Banyak orangtua mengeluhkan, materialisme sudah menghancurkan moral generasi muda.
IPad2 menjadi gadget yang sangat populer di China. Ribuan orang mengantre di depan Apple Store di Beijing untuk mendapatkannya. Sumber

Dalam kemajuan peradaban, teknologi semakin berkembang, hidup semakin mudah, dan manusia menjadi semakin bodoh dan acuh. Dunia yang berputar semakin cepat membuat manusia berpikir semakin Instant. Semua ingin serba cepat, cepat kaya, cepat sukses, cepat memiliki. Dengan dominasi era Konsumerisme, keserakahan manusia semakin dimanjakan. Segala hal yang dipertontonkan di dunia seakan memancing manusia untuk memiliki. Dan di-labeli sebagai milik-ku, milik-mu, dan bukan milik.

Mengutip kata-kata mantan atasan saya:

"Peradaban manusia berkembang dan terus berganti ideologi. Satu ideologi menuju ideologi lain. Anarkisme, Komunisme, Konservatifme, Fasisme, Feminisme, Greenisme, Islamisme, Kristianisme, Liberalisme, Nasionalsme, Progresisme, Sosialis dan lainnya... berbagai ideologi itu saling bersaing memperebutkan puncak kemudi peradaban manusia demi menentukan jalan sejarah manusia. Tapi hanya ada satu pemenang untuk setiap peradaban, dan untuk masa ini, adalah Konsumerisme.
Setiap hari ratusan iklan menjejali setiap indera kita, menyerbu pemikiran kita bahwa, Kita akan lebih bahagia bila memiliki sikat gigi teknologi baru, cream pelicin muka, sabun pemutih kulit, ipad, handphone terbaru, atau barang apapun itu. Sesampainya kita disana, kita seolah dibuat tak pernah puas. Selalu ada hal lain yang perlu dikejar. Selalu membuat kita serakah untuk membeli dan memiliki apapun yang ada di dunia ini."


Perkataan itu mewakili keprihatian atas masa kini yang sedemikan materialitis. Tentu setiap jaman memiliki problema tersendiri, demikian pula jaman ini. Jaman dimana manusia mengerogoti setiap sumber daya dari masa lampau, dengan eksploitasi tanpa sisa untuk masa depan.

Manusia kini telah di-dogma dengan kepercayaan konsumerisme. Bahwa, Kebahagiaan berasal dari MEMILIKI. Lebih banyak yang diMILIKI, lebih bahagia. Benar dalam jangka pendek, tapi SALAH BESAR untuk jangka panjang. Lingkungan yang rusak, tatanan sosial yang hancur, dan masa depan yang semakin gelap. Itulah produk sampingan dari era KEPEMILIKAN ini.

Para Ilmuwan dengan mengestimasi pertumbuhan penduduk yang melonjak 5 kali lipat setiap tahun, dengan pola komsumsi kita yang berlebihan, diperkirakan pada tahun 2050, setidaknya kita membutuhkan 5 Bumi dengan sumber daya alam-nya untuk di-ekspolitasi, sekedar untuk memuaskan hasrat manusia akan kepemilikan, sebuah buah dari Konsumerisme.

Lucunya, dari Survey 3 dari 5 orang menyadari bahwa bumi semakin rusak. Tapi tidak ada dari 3 orang itu yang berpikir bahwa penyelamatan bumi untuk kelangsungan masa depan, generasi selanjutnya adalah hal yang penting. Semua sepakat, bumi ini harus di-eksploitasi tanpa tersisa. Masa depan itu urusan yang diatas, Pemerintah, Lembaga International, atau TUHAN.

GILA...

Kita sering mendengar kewajiban dan hak. Dimana kita menjalankan kewajiban lalu memperoleh hak. Hal itu semestinya kita terapkan dalam segala hal dan hubungan, bukan antar sesama manusia saja, tapi juga antara kita dan alam ini. Kita berkewajiban menjaga alam ini, barulah kita boleh berceloteh tentang hak kita.

Maka jangan salahkan alam bila bencana semakin sering terjadi, dan dunia semakin memburuk dari waktu ke waktu. Semua itu hanyalah hukuman bagi kita yang semakin acuh menjalankan kewajiban kita dan terus menuntut hak kita pada alam.
“WE WANT Too Many Things, but NEED to WANT LESS.”

2 comments:

Anonim mengatakan...

artikel yang bagus, btw kl lu mau narik traffic tulisan lu tidak worth. lu harus lebih negatif (byk kritik pedas, komplain atau bahasa sampah). Atau bikin selucu mungkin, yah sinden lawak gitu lah.
overall tulisan ini mediocre. artikel yang bagus, tapi tidak mengundang. bknnya lu jago bikin parodi? knp ga bikin parodi ja

Unknown mengatakan...

era kepemilikan membuat yg kaya smakin kaya..yg miskin tetap saja tak berubah walau sudah kerja keras..

Posting Komentar